Pada Forum Bank Dunia, Menko Airlangga Pamer Devisa Hasil Ekspor USD 1,3 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri acara peluncuran laporan Bank Dunia: Indonesia Economic Prospect Desember 2023 terhadap Rabu, 13 Desember 2023.
Dalam forum yang dihadiri ekonom Bank Dunia, Menko Airlangga mempertunjukkan hasil berasal dari peraturan devisa hasil ekspor (DHE).
Airlangga mengungkapkan, usaha pemerintah membawa 30 persen hasil ekspor untuk senantiasa tinggal lebih lama di Indonesia sudah mencatat pencapaian.
“Bulan lalu, DHE yang masuk ke sistem di dalam negeri sudah capai USD 1,3 triliun, berasal dari tujuan kami sebesar USD 3 triliun,” demikianlah pidato Airlangga di dalam acara World Bank Indonesia Economy Prospect, di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Hasil tersebut seiring bersama dengan usaha pemerintah di dalam memperkuat suplai valuta asing di dalam negeri, di tengah risiko penurunan arus modal asing imbas ketidakpastian ekonomi global.
Tetapi Airlangga terhitung mengakui, sistem tersebut tidak terlepas berasal dari bermacam dinamika. Salah satunya, adanya sejumlah eksportir yang menanyakan pengambilan DHE mereka sebelum jatuh tempo.
Namun. Menko menegaskan, para eksportir diharuskan mengikuti mekanisme yang sudah ditetapkan.
“Memang ini kan uang mereka. Namun, kami bakal senantiasa menjaga devisa hasil ekspor Indonesia mendapat dampak multiplier guna memperkuat suplai valas kita,” pungkasnya.
Pemerintah Perpanjangan Evaluasi Kebijakan Devisa Hasil Ekspor
Sebelumnya, pemerintah sudah menentukan untuk memperpanjang masa evaluasi atas implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 perihal Devisa Hasil Ekspor berasal dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan Pengolahan Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Hal tersebut diputuskan di dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri yang digelar di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Kamis (30/11). Menteri bogopapua Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa PP 36 Tahun 2023 tersebut sejatinya sudah terimplementasi bersama dengan baik dan memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi.
Namun demikian, Pemerintah menentukan untuk memperpanjang masa evaluasi guna menampung masukan berasal dari para pelaku usaha berkenaan beleid tersebut.
“Compliance-nya (terhadap PP 36/2023) sudah bagus. Yang tidak comply cuma 1%. Tapi tiga bulan kami pantau lagi, kami sosialisasi kembali ke pelaku usaha,” ungkap Menko Airlangga.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengungkapkan berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan, sudah berjalan peningkatan ekspor SDA sejak Juli 2023 yang diikuti bersama dengan kenaikan incoming terhadap rekening spesifik (reksus). Selain itu, pangsa ekspor SDA terhitung mengalami peningkatan sampai di atas 60%.
“Jadi berasal dari segi nilai (pangsa ekspor SDA) sudah 64-65% berasal dari total ekspor. Ini lebih tinggi berasal dari bulan-bulan sebelumnya,” tegas Sesmenko Susiwijono.
Lebih lanjut, penerimaan DHE SDA terhadap reksus turut mendorong peningkatan penyaluran kredit valas bank dan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas bank, seiring bersama dengan penempatan DHE ke deposito valas bank. Adapun penerimaan DHE SDA terhadap Agustus 2023 capai USD10,5 miliar, kemudian terhadap September 2023 turun tipis jadi USD9 miliar, dan terhadap Oktober 2023 kembali naik jadi USD10,2 miliar. Sementara nilai yang di letakkan capai USD2,7 miliar terhadap Agustus 2023, USD2,3 miliar terhadap September 2023, dan USD2,9 miliar terhadap Oktober 2023.
“Harusnya kandungan penempatan sebesar 30% berasal dari nilai penerimaan, tetapi pas ini kisarannya sudah berada di angka 25-29%,” sadar Sesmenko Susiwijono.